BAB I
PENDAHULUAN
 PROFIL GAMPONG
   1.    Kondisi Gampong

Gambaran umum Gampong Lampeuneuen adalah usaha menggambarkan secara utuh tentang kondisi gampong. Data-data yang disusun diambil dari semua data yang tersedia dan bisa didapatkan. Selain menggunakan data-data yang ada gambaran umum gampong ini, diperkaya dengan data-data yang didapat dari hasil survei, wawancara, diskusi terarah dan terbatas maupun pengamatan secara langsung merupakan bagian dari tahapan Rencana Kegiatan Masyarakat.



Data yang dipakai untuk menggambarkan situasi atau keadaan kependudukan misalkan, dalam gambaran umum memakai data dengan cara mengisi daftar KK yang disebarkan melalui para Kepala Dusun. Hasil data kependudukan ini memunculkan perbedaan dengan data yang ada di Pemerintah Gampong. Setelah ditelusuri dan dicek ulang data yang ada di Pemerintah Gampong adalah data yang disusun  beberapa tahun yang lalu. Sementara  pengisian daftar KK ini dilakukan pada bulan April 2013. Pendataan akan diketahui jumlah penduduk yang berdomisili dan berdiam di gampong lebih aktual. Selisih jumlah penduduk yang terdaftar di Pemerintah Gampong dengan hasil pendataan, ketika dilakukan analisa antara tim survei dengan data dari  Pemerintah Gampong bahwa jumlah yang tercatat secara admisitrasi ini kemungkinan banyak yang berdomisili dan bertempat tinggal di luar Gampong Lampeuneuen dikarenakan berbagai sebab. Kebanyakan mereka ini mencari nafkah ke luar dari gampong atau tinggal sementara akibat gempa dan tsunami yang saat ini mereka telah kembali ke daerah asalnya masing-masing. Sehingga dalam penyusunan dokumen ini memakai data aktual yang didapat dari hasil survei.
 Kondisi Gampong Lampeueneuen dapat kita lihat dari beberapa segi, yakni :
 A.  Dari segi topografi  dapat dirincikan sebagai berikut :
 Ketinggian wilayah berada pada 60 m dari permukaan laut.
 Curah hujan rata-rata 30 mm/thn dan kelembaban udaranya 55% per tahun
         Suhu rata-rata per tahun 25°C
 B.  Dari segi administrasif, Gampong Lampeueneuen terletak di wilayah Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar yang  dibatasi oleh wilayah gampong-gampong tetangga, yakni :
Di sebelah utara berbatasan dengan Gampong kuta karang
Di sebelah Timur berbatasan dengan gampong Leugeu.
Di sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Deunong .
Di sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Leugeu dan Gampong Lhang kec. Darul Kamal.
Luas wilayah Gampong Lampeuneuen sebesar 66,6 Ha, yang terdiri dari :
- Luas tanah untuk jalan 1,4 Ha.
- Luas lahan untuk bangunan umum 8,6 Ha.
- Lahan untuk pemakaman 1  Ha.
- Lahan Pemukiman seluas 40 Ha
- Lahan untuk pertokoan seluas 0,5 Ha.
  - Lahan untuk kebun seluas 10 Ha
- Lahan untuk sawah seluas 5 Ha.

    2 .  Peranan Data Profil Desa dan Kelurahan untuk Perencanaan Pembangunan
Desa merupakan salah satu unsur kewilayahan terkecil di dalam Negera Kesatuan Republik Indonesia.Walaupun demikian, desa mempunyai peran strategis dalam pencapaian sasaran pembangunan. Hal ini dikarenakan pada tingkat desa-lah secara faktual aktifitas pemerintahan berjalan dan sebagian besar penduduk penduduk Indonesia masih terkonsentrasi saat ini.
sudah selayaknya di tingkat desa-lah menjadi pusat aktifitas pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, termasuk juga penyusunan data dasar dalam mendukung berbagai aktifitas tersebut.
Mencermati kondisi tersebut, Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa terus mendorong pemerintah daerah untuk menyusun dan mendayagunakan profil desa dan kelurahan, serta mengembangkannya menjadi pusat data profil desa dan kelurahan di setiap strata pemerintahan mulai dari kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, sampai di tingkat pusat. Data profil desa dan kelurahan yang tersedia di setiap pusat data diharapkan dapat dipergunakan dalam:
  1.  Penetapan prioritas pembangunan.
Sesuai karakteristik potensi unggulan desa yang tergambar dalam profil desa dan kelurahan dapat menjadi dasar penetapan prioritas pembangunan di desa, seperti desa home industri, desa nelayan, desa persawahan, desa wisata, desa perkebunan, desa hutan dan sebagainya.
  2.   Penentuan kawasan pengembangan desa.
Salah satu hasil pendataan profil desa dan kelurahan adalah diketahuinya tipologi desa yang diperoleh dari hasil pengolahan data primer tentang potensi sumber daya alam. Sesuai dengan tipologi desa itulah dapat ditentukan kawasan pengembangan potensi desa ke depan. Desa yang mempunyai tipologi yang sama dapat terapkan pembangunan yang berbasis kawasan.
  3.   Pengembangan instrumen perencanaan pembangunan.
Adanya tipologi desa juga akan membantu unit kerja lain di luar Pemerintah Desa untuk merumuskan instrumen perencanaan program pembangunan yang diarahkan kepada masyarakat menjadi lebih tepat sasaran dan komprehensif. Setiap unit kerja pemerintah sebagai user atau pengguna data profil desa dan kelurahan bebas untuk memanfaatkan data profil dalam mengembangkan program kerja masing-masing.
  4.   Pengembangan model pembangunan berdasarkan pendekatan partisipatif.
Data profil desa dan kelurahan yang disusun oleh masyarakat dan pemerintahan desa selain memuat segala potensi yang dimiliki masyarakat dan desa, juga memuat permasalahan dan kebutuhan masyarakat. Dengan menggunakan data profil desa dan kelurahan, berarti masyarakat telah sejak awal dikutsertakan dalam proses perencanaan pembangunan, khususnya dalam menjaring aspirasi. Lebih dari itu, menjadikan data yang bersumber dari masyarakat juga akan menghargai apa yang disampaikan secara tertulis oleh masyarakat. Hal ini tentunya akan mendorong masyarakat untuk semakin berinisiatif dan berkreasi guna mewujudkan  desa sesuai yang diinginkan.
  5.   Pengembangan model kerjasama aparat dan masyarakat dalam pembangunan desa.
Dengan tersusunnya data profil desa dan kelurahan dengan sendirinya aparat pemerintah akan mengetahui kondisi riil dari masyarakat. Kondisi riil tersebut akan menjadi acuan bagi pemerintah dalam bertindak dan mencari solusi atas permasalahan yang ada. Dengan demikian adanya data ini diharapkan terjalin kerjasama yang baik antara aparat dan masyarakat terutama dalam merencanakan pembangunan desa.

      3. Substansi Profil Desa dan Kelurahan

    Substansi profil desa dan kelurahan mencakup 3 (tiga) hal yaitu:
    1.   Data dasar keluarga, yaitu data yang berisikan profil keluarga yang meliputi data SDM, aset ekonomi dan sosial, kualitas hidup dalam bidang kesehatan, ekonomi dan pendidikan serta peranserta sebagai warga negara, anggota lembaga kemasyarakatan dan berbagai permasalahan kesejahteraan keluarga dan sosial yang secara nyata terjadi di setiap keluarga. Data dasar keluarga ini adalah untuk menyediakan data base kualitas hidup manusia Indonesia pada tingkat keluarga, RT, RW, Dusun dan Lingkungan. Melalui data ini diharapkan penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (HDI) dapat diukur dengan data yang valid dan reliabel serta menjangkau setiap orang di setiap keluarga.
   2.   Data potensi desa/kelurahan, mencakup segala potensi yang dimiliki desa, yaitu: sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya kelembagaan dan sumber daya prasarana dan sarana. Adanya data potensi ini akan diketahui tipologi dari masing-masing desa dan potensi yang akan dikembangkan.
   3.   Data tingkat perkembangan desa/kelurahan, berisikan tingkat keberhasilan kegiatan pembangunan kelurahan yang dilakukan selama satu tahun dan selama lima tahun. Dari hasil evaluasi keberhasilan kegiatan pembangunan selama satu tahun, akan diperoleh status perkembangan desa yaitu: cepat berkembang, berkembang, lamban berkembang, dan kurang berkembang.Sedangkan untuk (5) lima tahun akan diperoleh klasifikasi desa Swadaya, Swakarya dan Swasembada.
    Untuk mengukur tingkat Perkembangan Desa, variabel yang digunakan adalah:
  1.   perkembangan kependudukan
  2.   ekonomi masyarakat;
  3.   pendidikan masyarakat;
  4.   kesehatan masyarakat;
  5.   keamanan dan ketertiban;
  6.   kedaulatan politik masyarakat;
  7.   peranserta masyarakat dalam pembangunan;
  8.   lembaga kemasyarakatan;
  9.   kinerja pemerintahan desa dan kelurahan; dan (10) pembinaan dan pengawasan.

    
        4. Untuk klasifikasi tingkat perkembangan desa tahunan:

  1.   Kurang Berkembang: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut kurang dari   30% dari skor maksimal (4426)
  2.   Lamban Berkembang: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut mencapai 30%-60% dari skor maksimal (4426)
  3.   Berkembang: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut lebih dari 60%-90% dari skor maksimal (4426)
  4.   Cepat Berkembang: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut lebih dari 90% dari skor maksimal (4426)
Untuk klasifikasi tingkat perkembangan desa lima tahunan:
  5.   Swadaya: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut kurang dari 60% dari skor maksimal (22130)
  6.   Swakarya: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut mencapai 60%-80% dari skor maksimal (22130)
  7.   Swasembada: Jika hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut lebih dari 80% dari skor maksimal (22130)
      5. Agenda ke Depan
Profil desa dan kelurahan telah berguna untuk menunjukkan tingkat pembangunan desa yang secara berjenjang akan dapat menunjukkan perkembangan daerah dan nasional. Informasi tersebut dapat digunakan untuk menyusun perencanaan program-progam pembangunan desa, membedakan jenis program yang dibutuhkan sesuai tipologi dan masalah desa, serta mengembangkan masyarakat sesuai potensi modal sosial dan fisik yang dimiliki masing-masing desa.





6.  Sejarah Gampong

Gampong Lampeuneuen merupakan daratan yang sangat strategis merupakan jalan menuju ke kawasan pergunungan mata ie dan pergunungan bukit barisan. Berdasar kan keterangan keuchik dahulu Ganpong Lampeuneuen adalah berasal dari Gampong pembawa agama islam yaitu dari Arab Saudi ( Syekh Abdul Kana’an ), orang aceh dahulu susah mengucap nama kana’an dan orang aceh banyak menguna kata-kata “ lam “ sehingan di beri nama Lampeuneuen     merupakan gabungan dari dusun.
1.      Dusun gucut ( Awal lahir dari nama Tgk. Gucut yang megajar kan pegajian bagi  anak-anak pada  masa tersebut
2.       Dusun Lambilek ( nama dari bilek tempat pegajian/dayah di dusun tsb).
3.      Dusun Tgk Lampeuneuen ( makam Tgk Syik lampeuneuen penbawa agama islam dari arab saudi )
4.      Dusun T. Nek purba ( Nama penghulu/panglima sago masa kerajaan iskandar muda ).

      Hubungan kemitraan antara elite adat dan elite agama dalam mengelolah unit teritorial yang terkecil di Aceh yang disebut Gampong dapat dilihat, bahwa tengku meunasah (elite agama) adalah pejabat yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan syariat (hukum) dalam sebuah Gampong. Sedangkan Keuchik adalah pejabat yang mewakili adat,karenanya sering disebut Keuchik adalah ayah sedangkan tengku meunasah adalah ibu kepada Gampong tersebut. Kehidupan di Gampong orang segala sesuatu dibicarakan melalui musyawarah, mufakat yaittu sumbang saran untuk mencapai kebulatan pendapat dalam mendukung pelaksanaan sebuah urusan. Dalam mufakat ini diundang juga orang-orang tua dan cerdik pandai yang mampu mewakili pendapat warga dan semua kepentingan umum senangtiasa diurus antara Keuchik bersama perangkat dan tengku meunasah.
Pemerintahan Gampong Lampeuneuen memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan
kepentingan masyarakat wilayah tersebut. Terutama berkaitan hubungannya dengan pemerintahan. Struktur kepemimpinan Gampong Lampeuneuen tidak dapat lepas dari struktur administratif pemerintahan pada level di bawahnya. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:





    
  Tabel  1.          Nama Perangkat Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
Nama
Jabatan
1
Keuchik Gampong  
Keuchik Gampong
2
Tgk. Imuem Meunasah
Tgk.H, M.Amin Abd
3
Sekretaris Gampong
Mahfuddin S.PdI
4
Ka.Ur Pembangunan
Ridwan
5
Ka.Ur Umum dan Keuangan
Thantawi A.Rani
6
Kaur Pemerintahan
Drs.tgk.Abd.Latif,M



Tabel 2.   Nama Tuha Peut Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
Nama
Jabatan
1
Drs.H.M.Jamil Ali
Ketua
2
Tgk. Mahdi Zakaria
Wakil Ketua / Anggota
3
T.Abd. Wahid
Sekretaris / Bukan Anggota
4
Zakaria Daud
Anggota
5
Sabri M.Jamal
Anggota
6
M.Jamil Muhammad
Anggota

Tabel 3.    Nama-nama Kepala Dusun Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
Nama
Jabatan
1
Kamaruddin Abd.
Kepala Dusun Gucut
2
Rusli Yusuf
Kepala Dusun  Lambilek
3
Hasanuddin
Kepala Dusun Tgk Chik Lampeuneuen
4
Zainun
Kepala Dusun T.Nek Purba

      Secara umum dalam bidang pelayanan Pemerintah Gampong Lampeuneuen kepada masyarakat tetap berpedoman pada standar pelayanan pemerintah sehingga diharapkan masyarakat dapat menerima pelayanan secara maksimal.
Susunan Pengurus PKK Gampong Lampeuneuen sampai saat disusun RPJMG ini Pengurus lama belum menyerahterimakan kepada Ketua PKK yang baru.  Sedangkan sesuai aturan yang berlaku isteri Keuchik Gampong Lampeuneuen secara otomatis menjadi Ketua PKK Gampong Lampeueneuen.  Namun hal ini belum terlaksana


                               Tabel 4 Pegurus PKK Desa Lampeuneuen

 PENGURUS PKK DESA LAMPEUNEUN
Ketua umum
Suarni Sag ( ibu geuchik )
Wakil ketua I
Rosmala Dewi
Wakil ketua II
Nursyiah
Wakil ketua III
Fauziah
Wakil ketua IV
Rosmawati
sekretaris
Khirmiati S.Pdi
Bendahara
Husniati S.Pdi
PENGURUS-PENGURUS POKJO
POKJA BIDANG KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN
ketua
Syamsiah S.Pdi
Wakil
Radhian
sekretaris
Nurislami S.Pdi
Anggota
Zahrati

Ainul Mardhiah

syukriah

Ruslaini S.Ag

Khairuna

Jariah
POKJA BIDANG KETRAMPILAN
Ketua
Mislaini S.Pdi
Wakil
Nurdiana S.Ag
Sekretaris
Nursyiah SE
Anggota
Sofiana

Maulidar

Nurul fitrianur

Maria ulfa

Nurjannah

Irmanita
POKJA GOTONG ROYONG
Ketua
Cut yuslidar
Wakil
Sarinah
Sekretaris
Cut nila wati S.Pdi
Anggota
Nurul lzzati

Buraidah

Anisah

Zuhra

Mariana

Nurlaili ali
POKJA KESEHATAN
Ketua
Nurul fajri
Wakil
Maulidar
sekretaris
Yusmirawati S.Pdi
Anggota
fitrianur

Irhamna

Nurlaili Bidan

Linda wati Z

Wahyuni

Magfirah

  

   Demografis/Kependudukan

Berdasarkan data administrasi pemerintahan gampong, jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi berjumlah 837 jiwa. Dengan rincian penduduk  laki-laki berjumlah 425 jiwa, sedangkan perempuan berjumlah 412 jiwa. Survei data sekunder dilakukan oleh Panitia Pemutakhiran Data Penduduk Gampong, dimaksudkan sebagai data pembanding dari data yang ada di Pemerintah Gampong. Survei data sekunder yang dilakukan pada bulan  November, berkaitan   dengan   data   penduduk pada saat itu, terlihat dari blangko yang diisi
         oleh masing-masing Kepala Dusun di lingkungan masing-masing. Didapatkan data
        seperti yang ada di Tabel  5 berikut ini :

Tabel  5. Jumlah Penduduk Gampong Lampeuneuen Berdasarkan Jenis Kelamin di Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
1
Laki-laki
425
50.5
2
Perempuan
412
49,5
JUMLAH
837
100  %
 Seperti terlihat dalam tabel di atas, tercatat jumlah total penduduk Gampong Lampeuneuen 837 jiwa, terdiri dari laki-laki 425 jiwa atau 50,5 % dari total jumlah penduduk yang tercatat. Sementara perempuan 412 jiwa atau 49,5 % dari total jumlah penduduk yang tercatat. Dari hasil survei data sekunder dibandingkan dengan data yang ada di administrasi gampong, terdapat selisih 23 jiwa yang tidak tercatat di dalam survei data sekunder. Hal ini mendorong pemerintah gampong untuk memperbaiki sistem administrasinya dan melakukan cek ulang terhadap penyebab terjadinya selisih data penduduk tersebut. Sampai saat ini didapatkan kesimpulan sementara bahwa terjadinya selisih tersebut dikarenakan banyaknya warga Gampong Lampeuneuen tidak pro aktif melaporkan setiap perubahan yang terjadi seperti pencatatan (Kematian, Lahir, Pindah dan Datang) dan ada juga yang mencari nafkah di luar wilayah gampong.
Untuk lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Gampong Lampeuneuen dilakukan pendataan jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia dan jenis kelamin. Sehingga akan diperoleh gambaran tentang kependudukan Gampong Lampeuneuen yang lebih komprehensif. Untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan deskripsi tentang jumlah penduduk di Gampong Lampeuneuen berdasarkan pada usia dan jenis kelamin     secara      detail      dapat       dilihat    dalam    lampiran    Tabel 6   di sebelah    ini
    Tabel  6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia di Gampong Lampeuneuen   Tahun 2013
No
Kelompok Usia
L
P
Jumlah
Persentase (%)
1
0-1
8
7
15
2 %
2
1-5
38
40
78
8,0 %
3
5-7
15
13
28
3,1 %
4
7-15
77
68
145
20,2 %
5
15-56
252
238
490
58,6 %
6
>56
35
46
81
8,1 %
JUMLAH
425
412
837
100 %
           
Dari total jumlah penduduk Gampong Lampeuneuen, yang dapat dikategorikan kelompok rentan dari sisi kesehatan mengingat usia, yaitu penduduk yang berusia >56 tahun, merupakan jumlahnya mencapai 8,1 %. Dari usia 0- 1 tahun, ada 2 %, sedangkan 5-7 tahun, ada 3,1 %. Dari usia 7-15 tahun tersebut jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11 % dan perempuan ada 9,2 %. Sedang pada usia 15-56 tahun, yang berjenis kelamin laki-laki 30 % dan perempuan 28,6 %. produktif yang dapat dilakukan oleh kaum perempuan. Pemberdayaan usaha perempuan usia produktif diharapkan semakin memperkuat ekonomi masyarakat, sementara ini masih bertumpu kepada tenaga produktif dari pihak laki-laki.
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya, Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan. Dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran.
 Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistematika pola pikir individu, selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju. Pendidikan merupakan dan mendorong timbulnya partisipasi dan kreatifitas masyarakat dalambidang pendidikan, investasi dengan jaminan hasil yang permanen dalam jangka panjang, oleh karena itu masyarakat berhak mendapatkan dan wajib menyelesaikan pendidikan sembilan tahun. Maka sangat diharapkan dan mendorong timbulnya partisipasi dan kreatifitas masyarakat dalam bidang pendidikan, kedepan kita menaruh harapan yang besar seperti apa keseriusan dari Pemerintah dan Penanggung jawab Pendidikan untuk mencerdaskan dan memajukan pendidikan di bumi Aceh tercinta.
.  Di bawah ini adalah tabel yang menunjukan tingkat rata-rata pendidikan warga Gampong Lampeueneuen.


Tabel  7. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Terakhir di Gampong  Lampeuneuen Tahun 2013

No


Keterangan


L


P


Jumlah

Persentase dari Total Jmh. Penduduk
1
Tamatan Sekolah non formal dan Belum Sekolah
50
53
103
0,15 %
2
Tamat Sekolah SD
125
107
232
19,5 %
3
Tamat Sekolah SLTP
87
83
170
13,2 %
4
Tamat SMU
102
92
190
15,4 %
5
Perguruan tinggi/ akademi
61
77
138
12,7 %
Jumlah
425
412
837
100

Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh menunjukkan bahwa di Gampong Lampeueneuen kebanyakan penduduk hanya memiliki bekal pendidikan formal pada level pendidikan dasar 19,5 % dan pendidikan menengah - SLTP dan SLTA 28,6 %. Sementara yang dapat menikmati pendidikan di Perguruan Tinggi hanya 12,7 %. Dari data tabel di atas, ditemukan fakta yang menarik yaitu jumlah laki-laki terdidik persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Persentase laki-laki terdidik sebesar 30,8 %, sedangkan perempuan 30,9 %. Proporsi yang perempuan dapat mengenyam pendidikan berdasarkan jenis kelamin dibandingkan dengan total jumlah penduduk yang tersurvei/tercatat di bulan April 2009, adalah sebagai berikut : Perempuan Tamat SD:    50 %; SLTP: 57,5 %; dan SLTA: 51,5 %. Sementara perempuan yang dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi hampir berimbang dengan laki-laki yaitu 7 % berbanding 5,5 %.
                        Agama bagi orang Aceh adalah agama Islam, sekalipun tidak berarti bahwa semua penduduk Aceh beragama tersebut, akan tetapi semua orang Aceh di Gampong Lampeuneuen beragama Islam sejak awal masuknya Islam ke Nusantara. Aceh tidak dapat dipisahkan dengan Islam, agama Islam kokoh dalam masyarakat Aceh dan menjadi jiwa dalam penghidupan orang Aceh, baik dibidang Politik, Ekonomi, Sosial, Seni Budaya dan lain-lain.
Dalam pespektif agama, masyarakat di Gampong Lampeueneuen termasuk dalam kategori masyarakat yang mendekati homogen. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Gampong Lampeneueuen beragama Islam. Secara kultural, pegangan agama ini didapat dari hubungan kekeluargaan di antara mereka. Agama berkembang berdasarkan turunan dari orang tua ke anak dan seterusnya. Informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam dari tokoh-tokoh tua, bahwa selama ini pola-pola hubungan antar masyarakat masih banyak dipengaruhi oleh kultur adat istiadat yang bernafaskan Islam, seperti dicerminkan di dalam setiap kegiatan upacara adat dan keagamaan di Gampong Lampeuneneuen. Jumlah penduduk Gampong Lampeuneuen berdasarkan agama dapat dilihat dalam  tabel 8 berikut:


Tabel  8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
Agama
Jumlah
Persentase
1
Islam
837
100 %
  2
kristen
-
-
3
Hindu
-

4
Budha
-

JUMLAH
837
100

Dalam Tabel 10 tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Gampong Lampeuneuen yang beragama Islam mendominasi dengan jumlah 100 % dari total jumlah penduduk. Pemeluk agama lain 0, %,
2.1.3  Keadaan Sosial
Adat merupakan kebudayaan dalam bentuk ideal didalamnya terkandung nilai-nilai   yang    menjadi     dasar     bertindak     dan    pedoman bagi semua orang, dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari.  Semua bangsa memiliki adat dan budaya sebagai tradisi budaya mereka.  Keberadaan adat sangat tergantung kepada pemerintah dan kehidupan sosial budaya, adat memainkan peranan yang sangat penting.  Kehidupan masyarakat diatur oleh adat dan hukum.  Adat-adat tersebut sekarang ini masih ada yang diamalkan, namun terdapat banyak variasi dan perubahan sehingga tidak jelas lagi adat yang asli dan yang sebenarnya.
Perspektif budaya masyarakat di gampong Lampeueneuen ini masih sangat kental dengan budaya Islam.  Hal Ini dapat dimengerti karena hamper semua dusun di gampong Lampeuneuen masih sangat kuat dengan adat istiadat yang sesuai dengan Syariat Islam dan tercermin dari keberadaan tempat-tempat ibadah di gampong Lampeuneuen.
Secara individual, di dalam  keluarga   masyarakat gampong Lampeuneuen, tradisi dipadu dengan Agama Islam, juga masih tetap dipegang.  Tradisi ini dilakukan selain sebagai kepercayaan yang masih diyakini sekaligus digunakan sebagai cara untuk bersosialisasi dan berinteraksi di dalam masyarakat.
2.1.4.  Keadaan Ekonomi
Secara umum mata pencaharian masyarakat gampong Lampeuneuen dapat teridentifikasi ke dalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti : petani, buruh tani, PNS/Polri, karyawan swasta, pedagang, wira usaha, pensiunan, buruh bangunan.

Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 8 berikut:.
Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Gampong     Lampeuneuen Tahun 2013
No

Macam Pekerjaan

Jumlah

Persentase dari Total Jmh. Penduduk Persentase
1
Petani
310
1,3 %
2
PNS/POLRI/TNI
78
22,84 %
4
Karyawan Swasta
52
18,34 %
5
Pedagang
23
2%
6
Wirausaha
5
1,56%
7
Pensiunan
58
6,2%
8
Tukang Bangunan
182
0,88%
9
Petemakan
29
0,52%
10
Lain-lain/Tidak tetap
100
59,1%
JUMLAH
837
100 %
           

2.2  Kondisi Pemerintahan Gampong
Hubungan kemitraan antara elite adat dan elite agama dalam mengelolah unit teritorial yang terkecil di Aceh yang disebut Gampong dapat dilihat, bahwa tengku meunasah (elite agama) adalah pejabat yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan syariat (hukum) dalam sebuah Gampong. Sedangkan Keuchik adalah pejabat yang mewakili adat, karenanya sering disebut Keuchik adalah ayah sedangkan tengku meunasah adalah ibu kepada Gampong   tersebut. Kehidupan   di Gampong    orang     segala   sesuatu dibicarakan melalui musyawarah, mufakat   yaitu   sumbang   saran    untuk   mencapai kebulatan pendapat dalam mendukung pelaksanaan sebuah urusan. Dalam mufakat ini diundang juga orang-orang tua dan cerdik pandai yang mampu mewakili pendapat warga dan semua kepentingan umum senantiasa diurus antara Keuchik bersama perangkat dan tengku meunasah.

2.2.1. Pembagian Wilayah Gampong
Wilayah Gampong Lampeuneuen terdiri dari 4 (empat) dusun yang saling berdekatan yang meliputi:
1.                       Dusun gucut
2.                       Dusun Lambilek
3.                       Dusun Tgk.Chik Lampeuneuen
4.                       Dusun T. Nek purba

2.2.2  Struktur Organisasi Pemerintahan Gampong
Pemerintahan Gampong Lampeuneuen memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut. Terutama berkaitan hubungannya dengan pemerintahan. Struktur kepemimpinan Gampong Lampeuneuen tidak dapat lepas dari struktur administratif pemerintahan pada level di bawahnya. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel  10.          Nama Perangkat Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
Nama
Jabatan
1
Drs.Syarifuddin,AR
Keuchik Gampong
2
Tgk. H.M.Amin Abd
Tgk. Imuem Meunasah
3
Mahfuddin,S.PdI
Sekretaris Gampong
4
Ridwan
Ka.Ur Pembangunan
5
Thantawi A.Rani
Ka.Ur Umum dan Keuangan
6
Drs.H.Abd. Latif ,M
Kaur Pemerintahan

Tabel 11.           Nama Tuha Peut Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
Nama
Jabatan
1
Drs.H.M.Jamil Ali
Ketua
2
Tgk. Mahdi Zakaria
Wakil Ketua / Anggota
3
T.Abd. Wahid
Sekretaris / Bukan Anggota
4
Zakaria Daud
Anggota
5
Sabri M.Jamal
Anggota



Tabel 12. Nama-nama Kepala Dusun Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
Nama
Jabatan
1
Kamaruddin Abd.
Kepala Dusun Gucut
2
Rusli Yusuf
Kepala Dusun  Lambilek
3
Hasanuddin
Kepala Dusun Tgk Chik Lampeuneuen
4
Zainun
Kepala Dusun T.Nek Purba

Secara umum dalam bidang pelayanan Pemerintah Gampong Lampeuneuen kepada masyarakat tetap berpedoman pada standar pelayanan pemerintah sehingga diharapkan masyarakat dapat menerima pelayanan secara maksimal. Dalam beberapa sesi wawancara langsung dengan masyarakat Gampong Lampeuneuen yang dipilih secara acak, hal itu terungkap
bahwa dalam memberikan pelayanan surat-surat dapat dikerjakan dengan cepat dan cukup memuaskan masyarakat. Begitu pula untuk pengurusan surat-surat penting lainnya seperti Surat    Keterangan   Lahir  dan   Surat Kematian. Sehingga secara umum masyarakat merasa
terlayani secara baik, hal ini pun muncul di dalam musyawarah penggalian gagasan yang diadakan di masing-masing dusun.

                                                 

                                                                     BAB II
POTENSI DAN MASALAH
3.1.  Potensi
Potensi dan hambatan didapatkan dari pengolahan survei data sekunder, survei potensi ekonomi Rumah Tangga, rapat dusun, wawancara dan pengamatan langsung. Dari kegiatan ini dapat diidentifikasi bahwa Gampong Lampeuneuen memiliki potensi yang sangat besar, baik dari sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Sampai saat ini potensi sumber daya belum benar-benar optimal diberdayakan. Hal ini terjadi dikarenakan belum teratasinya hambatan-hambatan yang ada. Berikut beberapa potensi dan hambatan yang ada :
Sumber daya Alam :
1.    Lahan pertanian masih dapat ditingkatkan produktifitasnya, tapi belum dikerjakan secara optimal.
2.    Gampong Lampeneuen dekat dengan jalan pekan biluy – Aceh Besar.
3.    Wilayah Gampong Lampeuneuen sangat potensial untuk mengembangkan sektor  peternakan yakni beternak sapi karena ketersediaan pakan berupa hijauan sebagai makanan pokok ternak; untuk berternak Ayam petelur Gampong Lampeuneuen memiliki potensi yang sangat bagus dilihat dari iklim dan situasi lingkungan yang mendukung.
Sumber Daya Manusia :
1.    Adanya sarjana/tamatan Perguruan Tinggi .
2.    Besarnya sumber daya perempuan usia produktif sehingga dapat mendorong potensi industri rumah tangga.
3.    Kemampuan bertani secara turun temurun.
4.    Hubungan yang harmonis antara Keuchik, Tuha peut,perangkat Gampong, Tokoh Adat dan masyarakat Lampeuneuen.
5.    Adanya kader kesehatan Posyandu yang ada di setiap dusun.
6.    Kemampuan membuat kerajinan makanan olahan atau industri rumah tangga.
7.    Adanya kelembagaan baik tingkat gampong maupun dusun, misal: Tuha Peut, LPPG, PKK Gampong, Koperasi, Kelompok Tani, Posyandu dan  SPP.

Hambatan yang dihadapi sebagai berikut :
1.         Kurangnya penguasaan teknologi pertanian sehingga menenyebabkan produktifitas hasil pertanian masih rendah.
2.         Kurang maksimalnya pengolahan hasil-hasil pertanian.
3.         Sarana infrastruktur jalan yang masih banyak rusak yang menyebabkan transportasi tidak lancar.
4.         Kurangnya drainase menyebabkan aliran air di wilayah pemukiman penduduk tidak lancar sehingga menyebabkan jalan-jalan gampong menjadi rusak berat.
5.         Lahan persawahan Gampong Lampeuneuen belum memiliki sistem irigasi teknis, dan sampai dengan saat ini masih sawah tadah hujan.
6.         Pada saat musim kemarau masyarakat di beberapa dusun mengalami kesulitan air bersih.
7.         Mayoritas masyarakat kurang mampu bersaing dalam mempeloreh pekerjaan maupun membuka/ menciptakan lapangan pekerjaan.
8.         Usaha kerajian handycraft dan makanan olahan belum mendapatkan perhatian yang cukup terutama soal permodalan, desain/kemasan dan pemasaran.
9.         Lapangan pekerjaan masih terkonsentrasi pada sektor pertanian yang statis.
10.     Peternakan masih merupakan usaha sampingan bagi warga masyarakat Gampong Lampeuneuen, hal ini bisa dilihat dari jumlah keluarga yang mempunyai ternak, hanya beberapa keluarga yang menyebutkan sebagai kegiatan usaha utama. Sedangkan selebihnya yang mempunyai ternak hanya sebagai usaha sampingan.
11.     Gampong Lampeuneuen adalah wilayah yang terbuka dan mudah diakses dari arah jalan manapun terutama jalan Utama dan kota Banda Aceh sehingga memudahkan nilai-nilai budaya negatif masuk dan mempengaruhi masyarakat.
12.     Belum maksimalnya peran dan fungsi kelembagaan yang ada, baik di tingkat
13.     Gampong maupun Dusun.
14.     Belum maksimalnya pemahaman hukum adat terutama bagi generasi muda.
3.2  Masalah
Peta permasalahan didapat dari hasil Penggalian gagasan dan Identifikasi Masalah yang dilakukan pada bulan Mei 2012 BERSAMA TIM FASILITATOR Kecamatan dan Asisten Fasilitator Kecamatan Sdri. Hindun Jamaliah, SP. Dari tiga dusun yang ada dengan mekanisme yang sudah disinergikan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) dan Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG) dan Alokasi Dana Gampong (ADG).. Semua masyarakat dilibatkan secara aktif untuk berpartisipasi serta berperan aktif di dalam setiap tahapan dan proses penggalian gagasan serta identifikasi permasalahan yang ada di masing-masing dusun, dan semua permasalahan  yang dirasakan oleh masyarakat di masing-masing dusun sudah diinventarisasi dengan baik serta sudah ditetapkan skala prioritas sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat dan mempertimbangkan kemampuan keuangan gampong dan alokasi dana dari APBD Tingkat II, APBA Tingkat I dan APBN, untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nantinya diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada secara bertahap dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Berikut ini hasil survey identifikasi permasalahan yang ada yang sudah diurutkan sesuai dengan hasil perangkingan di masing-masing dusun.(sebagai mana tabel 7  disebelah).
Tabel 13.  Hasil Survei Identifikasi Masalah dari Kelima Dusun untuk Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yakni :

No

Bidang

Masalah


URUSAN WAJIB


1

Pendidikan

1.    Biaya Sekolah Mahal (SPP;Buku) 
2.    Tidak ada program bimbingan belajar
3.    Banyak Siswa kurang mampu
4.    Mutu pendidikan Dasar kurang baik
5.    Guru-guru di Sekolah Dasar kurang bermutu
6.    Sarana prasarana TK kurang memadai

2

Kesehatan

1.    Biaya berobat tinggi
2.    Kurangnya penyuluhan kesehatan
3.    Masyarakat belum menyadari akan pentingnya asuransi kesehatan
4.    Pengelolaan sampah lingkungan belum ada
5.    Kader posyandu kurang aktif
6.    Terbatasnya obat di posyandu

3

Sarana & Prasarana

1.    Kurang lampu penerangan jalan
2.    Jalan di pemukiman penduduk rusak dan belum dikeraskan
3.    Pembuangan limbah belum teratur
4.    Masyarakat Buang sampah tidak pada tempatnya
5.    Lingkungan kurang tertata
6.    Air minum mahal
7.    Sarana olahraga kurang
8.    Kurangnya akses jalan ke gampong sentra produksi pertanian/peternakan
9.    Kurangnya sarana dan prasarana penunjag di Kantor Keuchik
4

 Sosial Budaya

1.      Pelestarian Adat dan Budaya kurang
2.    Kesenian tradisional kurang diminati pemuda
3.       Kurangnya minat generasi muda dalam melestarikan dan belajar tentang Upacara Adat dan Keagamaan.
4.    Ada konflik karena bantuan dari Pemerintah yang tidak tepat sasaran
5.    Kesejahteraan Tuha Adat serta pemuka Agama sangat kurang
6.       Pembangunan di masing-masing dusun belum mampu direncanakan secara baik sehingga sering menimbulkan kecemburuan dan konflik internal
5

Koperasi dan Usaha Masyarakat

1.      Tidak mempunyai pekerjaan tetap/Penghasilan tak menentu
2.    Penghasilan Petani tani kurang
3.    Banyak pengangguran
4.    Kurang modal kerja
5.    Sulitnya akses kredit usaha kecil dari Bank
6.    Ketrampilan kurang
7.    Jiwa wiraswasta rendah
8.       Pengelolaan keuangan dan manajemen Usaha menengah kecil sangat kurang
9.    Tidak adanya pengolahan hasil-hasil pertanian
10.  Kesulitan memasarkan hasil-hasil Pertanian

6

Lingkungan Hidup

1.      Pengelolaan sampah lingkungan belum ada



1

II.  URUSAN PILIHAN
Pertanian


1.      Masih kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pembuatan  kompos.
2.      Masih kurangnya bibit unggul dan pupuk.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top