BAB I
PENDAHULUAN
PROFIL
GAMPONG
1. Kondisi Gampong
Gambaran umum Gampong Lampeuneuen adalah usaha menggambarkan secara utuh tentang kondisi
gampong. Data-data yang disusun diambil dari semua data yang tersedia dan bisa
didapatkan. Selain menggunakan data-data yang ada gambaran umum gampong ini,
diperkaya dengan data-data yang didapat dari hasil survei, wawancara, diskusi
terarah dan terbatas maupun pengamatan secara langsung merupakan bagian dari
tahapan Rencana Kegiatan Masyarakat.
Data yang dipakai untuk menggambarkan situasi atau keadaan
kependudukan misalkan, dalam gambaran umum memakai data dengan
cara mengisi daftar KK yang disebarkan melalui para Kepala
Dusun. Hasil data kependudukan ini memunculkan perbedaan dengan data yang ada
di Pemerintah Gampong. Setelah ditelusuri dan dicek ulang data yang ada di
Pemerintah Gampong adalah data yang disusun
beberapa tahun yang lalu. Sementara
pengisian
daftar KK ini dilakukan pada bulan April 2013. Pendataan
akan diketahui jumlah penduduk yang berdomisili
dan berdiam di gampong lebih aktual. Selisih jumlah penduduk yang terdaftar di Pemerintah
Gampong dengan hasil pendataan, ketika
dilakukan analisa antara tim survei dengan data dari Pemerintah
Gampong bahwa jumlah yang tercatat secara admisitrasi ini kemungkinan banyak
yang berdomisili dan bertempat tinggal di luar Gampong
Lampeuneuen dikarenakan berbagai sebab.
Kebanyakan mereka ini mencari nafkah ke luar dari gampong atau tinggal
sementara akibat gempa dan tsunami yang saat ini mereka telah kembali ke daerah
asalnya masing-masing. Sehingga dalam penyusunan dokumen ini memakai data
aktual yang didapat dari hasil survei.
Kondisi Gampong Lampeueneuen dapat kita lihat
dari beberapa segi, yakni :
A. Dari segi topografi dapat dirincikan sebagai berikut :
Ketinggian wilayah berada pada 60 m dari permukaan laut.
Curah hujan rata-rata
30 mm/thn dan kelembaban udaranya 55% per tahun
Suhu rata-rata per tahun 25°C
B. Dari segi administrasif, Gampong Lampeueneuen terletak di wilayah Kecamatan Darul Imarah,
Kabupaten Aceh Besar yang dibatasi oleh
wilayah gampong-gampong tetangga, yakni :
Di sebelah utara berbatasan dengan Gampong kuta karang
Di sebelah Timur berbatasan dengan gampong
Leugeu.
Di sebelah Barat berbatasan dengan Gampong
Deunong .
Di sebelah Selatan berbatasan dengan
Gampong Leugeu dan Gampong Lhang kec. Darul Kamal.
Luas
wilayah Gampong Lampeuneuen
sebesar 66,6 Ha, yang terdiri dari :
- Luas
tanah untuk jalan 1,4 Ha.
- Luas
lahan untuk bangunan umum 8,6 Ha.
- Lahan untuk
pemakaman 1 Ha.
- Lahan
Pemukiman seluas 40 Ha
- Lahan
untuk pertokoan seluas 0,5 Ha.
- Lahan untuk kebun seluas 10 Ha
- Lahan
untuk sawah seluas 5 Ha.
2 .
Peranan Data Profil Desa dan Kelurahan untuk
Perencanaan Pembangunan
Desa
merupakan salah satu unsur kewilayahan terkecil di dalam Negera Kesatuan
Republik Indonesia.Walaupun demikian, desa mempunyai peran strategis dalam
pencapaian sasaran pembangunan. Hal ini dikarenakan pada tingkat desa-lah
secara faktual aktifitas pemerintahan berjalan dan sebagian besar penduduk
penduduk Indonesia masih terkonsentrasi saat ini.
sudah
selayaknya di tingkat desa-lah menjadi pusat aktifitas pemerintahan,
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, termasuk juga penyusunan data dasar
dalam mendukung berbagai aktifitas tersebut.
Mencermati
kondisi tersebut, Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa terus mendorong pemerintah daerah untuk
menyusun dan mendayagunakan profil desa dan kelurahan, serta mengembangkannya
menjadi pusat data profil desa dan kelurahan di setiap strata pemerintahan
mulai dari kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, sampai di tingkat pusat. Data
profil desa dan kelurahan yang tersedia di setiap pusat data diharapkan dapat
dipergunakan dalam:
1. Penetapan prioritas
pembangunan.
Sesuai
karakteristik potensi unggulan desa yang tergambar dalam profil desa dan
kelurahan dapat menjadi dasar penetapan prioritas pembangunan di desa, seperti
desa home industri, desa nelayan, desa persawahan, desa wisata, desa
perkebunan, desa hutan dan sebagainya.
2. Penentuan kawasan
pengembangan desa.
Salah
satu hasil pendataan profil desa dan kelurahan adalah diketahuinya tipologi
desa yang diperoleh dari hasil pengolahan data primer tentang potensi sumber
daya alam. Sesuai dengan tipologi desa itulah dapat ditentukan kawasan
pengembangan potensi desa ke depan. Desa yang mempunyai tipologi yang sama
dapat terapkan pembangunan yang berbasis kawasan.
3. Pengembangan instrumen
perencanaan pembangunan.
Adanya
tipologi desa juga akan membantu unit kerja lain di luar Pemerintah Desa untuk
merumuskan instrumen perencanaan program pembangunan yang diarahkan kepada
masyarakat menjadi lebih tepat sasaran dan komprehensif. Setiap unit kerja
pemerintah sebagai user atau pengguna data profil desa dan kelurahan
bebas untuk memanfaatkan data profil dalam mengembangkan program kerja
masing-masing.
4. Pengembangan model pembangunan
berdasarkan pendekatan partisipatif.
Data
profil desa dan kelurahan yang disusun oleh masyarakat dan pemerintahan desa
selain memuat segala potensi yang dimiliki masyarakat dan desa, juga memuat
permasalahan dan kebutuhan masyarakat. Dengan menggunakan data profil desa dan
kelurahan, berarti masyarakat telah sejak awal dikutsertakan dalam proses
perencanaan pembangunan, khususnya dalam menjaring aspirasi. Lebih dari itu,
menjadikan data yang bersumber dari masyarakat juga akan menghargai apa yang
disampaikan secara tertulis oleh masyarakat. Hal ini tentunya akan mendorong
masyarakat untuk semakin berinisiatif dan berkreasi guna mewujudkan desa
sesuai yang diinginkan.
5. Pengembangan model kerjasama
aparat dan masyarakat dalam pembangunan desa.
Dengan
tersusunnya data profil desa dan kelurahan dengan sendirinya aparat pemerintah
akan mengetahui kondisi riil dari masyarakat. Kondisi riil tersebut akan
menjadi acuan bagi pemerintah dalam bertindak dan mencari solusi atas
permasalahan yang ada. Dengan demikian adanya data ini diharapkan terjalin
kerjasama yang baik antara aparat dan masyarakat terutama dalam merencanakan
pembangunan desa.
3.
Substansi Profil Desa dan Kelurahan
Substansi profil desa dan kelurahan
mencakup 3 (tiga) hal yaitu:
1. Data
dasar keluarga, yaitu data yang berisikan profil keluarga yang meliputi
data SDM, aset ekonomi dan sosial, kualitas hidup dalam bidang kesehatan,
ekonomi dan pendidikan serta peranserta sebagai warga negara, anggota lembaga
kemasyarakatan dan berbagai permasalahan kesejahteraan keluarga dan sosial yang
secara nyata terjadi di setiap keluarga. Data dasar keluarga ini adalah untuk
menyediakan data base kualitas hidup manusia Indonesia pada tingkat keluarga,
RT, RW, Dusun dan Lingkungan. Melalui data ini diharapkan penyusunan Indeks
Pembangunan Manusia Indonesia (HDI) dapat diukur dengan data yang valid dan
reliabel serta menjangkau setiap orang di setiap keluarga.
2. Data potensi
desa/kelurahan, mencakup segala potensi yang dimiliki desa, yaitu: sumber
daya alam, sumber daya manusia, sumber daya kelembagaan dan sumber daya
prasarana dan sarana. Adanya data potensi ini akan diketahui tipologi dari
masing-masing desa dan potensi yang akan dikembangkan.
3. Data tingkat
perkembangan desa/kelurahan, berisikan tingkat keberhasilan kegiatan
pembangunan kelurahan yang dilakukan selama satu tahun dan selama lima tahun.
Dari hasil evaluasi keberhasilan kegiatan pembangunan selama satu tahun, akan
diperoleh status perkembangan desa yaitu: cepat berkembang, berkembang, lamban
berkembang, dan kurang berkembang.Sedangkan untuk (5) lima tahun akan
diperoleh klasifikasi desa Swadaya, Swakarya dan Swasembada.
Untuk mengukur tingkat Perkembangan Desa,
variabel yang digunakan adalah:
1. perkembangan kependudukan
2. ekonomi masyarakat;
3. pendidikan masyarakat;
4. kesehatan masyarakat;
5. keamanan dan ketertiban;
6. kedaulatan politik masyarakat;
7. peranserta masyarakat dalam
pembangunan;
8. lembaga kemasyarakatan;
9. kinerja pemerintahan desa dan
kelurahan; dan (10) pembinaan dan pengawasan.
4.
Untuk klasifikasi tingkat perkembangan desa tahunan:
1. Kurang Berkembang: Jika
hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut kurang dari 30% dari skor maksimal (4426)
2. Lamban Berkembang: Jika
hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut mencapai 30%-60% dari skor
maksimal (4426)
3. Berkembang: Jika hasil
analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut lebih dari 60%-90% dari skor
maksimal (4426)
4. Cepat Berkembang: Jika
hasil analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut lebih dari 90% dari skor
maksimal (4426)
Untuk
klasifikasi tingkat perkembangan desa lima tahunan:
5. Swadaya: Jika hasil
analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut kurang dari 60% dari skor
maksimal (22130)
6. Swakarya: Jika hasil
analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut mencapai 60%-80% dari skor
maksimal (22130)
7. Swasembada: Jika hasil
analisis dari 10 (sepuluh) indikator tersebut lebih dari 80% dari skor maksimal
(22130)
5. Agenda ke Depan
Profil
desa dan kelurahan telah berguna untuk menunjukkan tingkat pembangunan desa
yang secara berjenjang akan dapat menunjukkan perkembangan daerah dan nasional.
Informasi tersebut dapat digunakan untuk menyusun perencanaan program-progam
pembangunan desa, membedakan jenis program yang dibutuhkan sesuai tipologi dan
masalah desa, serta mengembangkan masyarakat sesuai potensi modal sosial dan
fisik yang dimiliki masing-masing desa.
6. Sejarah
Gampong
Gampong Lampeuneuen merupakan daratan yang sangat
strategis merupakan jalan menuju ke kawasan pergunungan mata ie dan pergunungan
bukit barisan. Berdasar kan keterangan keuchik dahulu Ganpong Lampeuneuen adalah
berasal dari Gampong pembawa agama islam yaitu dari Arab Saudi ( Syekh Abdul
Kana’an ), orang aceh dahulu susah mengucap nama kana’an dan orang aceh banyak
menguna kata-kata “ lam “ sehingan di beri nama Lampeuneuen merupakan gabungan dari dusun.
1.
Dusun gucut ( Awal lahir dari nama Tgk. Gucut
yang megajar kan pegajian bagi anak-anak
pada masa tersebut
2.
Dusun
Lambilek ( nama dari bilek tempat pegajian/dayah di dusun tsb).
3.
Dusun Tgk Lampeuneuen ( makam Tgk Syik lampeuneuen
penbawa agama islam dari arab saudi )
4.
Dusun T. Nek purba ( Nama penghulu/panglima sago
masa kerajaan iskandar muda ).
Hubungan
kemitraan antara elite adat dan elite agama dalam mengelolah unit teritorial
yang terkecil
di Aceh yang disebut Gampong dapat dilihat, bahwa tengku meunasah (elite agama)
adalah pejabat yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan syariat
(hukum) dalam sebuah Gampong. Sedangkan Keuchik adalah pejabat yang mewakili
adat,karenanya sering disebut Keuchik adalah ayah sedangkan tengku meunasah
adalah ibu kepada Gampong tersebut. Kehidupan di Gampong orang segala sesuatu
dibicarakan melalui musyawarah, mufakat yaittu sumbang saran untuk mencapai
kebulatan pendapat dalam mendukung pelaksanaan sebuah urusan. Dalam mufakat ini
diundang juga orang-orang tua dan cerdik pandai yang mampu mewakili pendapat
warga dan semua kepentingan umum senangtiasa diurus antara Keuchik bersama
perangkat dan tengku meunasah.
Pemerintahan
Gampong Lampeuneuen memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan
kepentingan
masyarakat wilayah tersebut. Terutama berkaitan hubungannya dengan
pemerintahan. Struktur kepemimpinan Gampong Lampeuneuen tidak dapat lepas dari struktur administratif pemerintahan
pada level di bawahnya. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1. Nama
Perangkat Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Keuchik Gampong
|
Keuchik Gampong
|
2
|
Tgk. Imuem Meunasah
|
Tgk.H, M.Amin Abd
|
3
|
Sekretaris Gampong
|
Mahfuddin S.PdI
|
4
|
Ka.Ur Pembangunan
|
Ridwan
|
5
|
Ka.Ur Umum dan Keuangan
|
Thantawi
A.Rani
|
6
|
Kaur Pemerintahan
|
Drs.tgk.Abd.Latif,M
|
Tabel 2. Nama Tuha Peut Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Drs.H.M.Jamil
Ali
|
Ketua
|
2
|
Tgk. Mahdi
Zakaria
|
Wakil Ketua / Anggota
|
3
|
T.Abd. Wahid
|
Sekretaris / Bukan Anggota
|
4
|
Zakaria Daud
|
Anggota
|
5
|
Sabri M.Jamal
|
Anggota
|
6
|
M.Jamil
Muhammad
|
Anggota
|
Tabel 3. Nama-nama Kepala Dusun
Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Kamaruddin
Abd.
|
Kepala Dusun Gucut
|
2
|
Rusli Yusuf
|
Kepala Dusun Lambilek
|
3
|
Hasanuddin
|
Kepala Dusun Tgk Chik Lampeuneuen
|
4
|
Zainun
|
Kepala Dusun T.Nek Purba
|
Secara
umum dalam bidang pelayanan Pemerintah Gampong Lampeuneuen kepada masyarakat tetap
berpedoman pada standar pelayanan pemerintah sehingga diharapkan masyarakat
dapat menerima pelayanan secara maksimal.
Susunan
Pengurus PKK Gampong Lampeuneuen sampai saat disusun RPJMG ini Pengurus lama belum
menyerahterimakan kepada Ketua PKK yang baru.
Sedangkan sesuai aturan yang berlaku isteri Keuchik Gampong Lampeuneuen
secara otomatis menjadi Ketua PKK Gampong Lampeueneuen. Namun hal ini belum terlaksana
Tabel
4 Pegurus PKK Desa
Lampeuneuen
PENGURUS
PKK DESA LAMPEUNEUN
|
|
Ketua umum
|
Suarni Sag ( ibu geuchik )
|
Wakil ketua I
|
Rosmala Dewi
|
Wakil ketua II
|
Nursyiah
|
Wakil ketua III
|
Fauziah
|
Wakil ketua IV
|
Rosmawati
|
sekretaris
|
Khirmiati S.Pdi
|
Bendahara
|
Husniati S.Pdi
|
PENGURUS-PENGURUS POKJO
POKJA BIDANG KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN
|
|
ketua
|
Syamsiah S.Pdi
|
Wakil
|
Radhian
|
sekretaris
|
Nurislami S.Pdi
|
Anggota
|
Zahrati
|
Ainul Mardhiah
|
|
syukriah
|
|
Ruslaini S.Ag
|
|
Khairuna
|
|
Jariah
|
|
POKJA BIDANG KETRAMPILAN
|
|
Ketua
|
Mislaini S.Pdi
|
Wakil
|
Nurdiana S.Ag
|
Sekretaris
|
Nursyiah SE
|
Anggota
|
Sofiana
|
Maulidar
|
|
Nurul fitrianur
|
|
Maria ulfa
|
|
Nurjannah
|
|
Irmanita
|
|
POKJA GOTONG ROYONG
|
|
Ketua
|
Cut yuslidar
|
Wakil
|
Sarinah
|
Sekretaris
|
Cut nila wati S.Pdi
|
Anggota
|
Nurul lzzati
|
Buraidah
|
|
Anisah
|
|
Zuhra
|
|
Mariana
|
|
Nurlaili ali
|
|
POKJA KESEHATAN
|
|
Ketua
|
Nurul fajri
|
Wakil
|
Maulidar
|
sekretaris
|
Yusmirawati S.Pdi
|
Anggota
|
fitrianur
|
Irhamna
|
|
Nurlaili Bidan
|
|
Linda wati Z
|
|
Wahyuni
|
|
Magfirah
|
Demografis/Kependudukan
Berdasarkan data administrasi pemerintahan gampong, jumlah penduduk yang
tercatat secara administrasi berjumlah 837 jiwa. Dengan rincian penduduk
laki-laki berjumlah 425 jiwa, sedangkan perempuan berjumlah 412 jiwa. Survei data sekunder dilakukan oleh Panitia Pemutakhiran Data
Penduduk Gampong, dimaksudkan sebagai data pembanding dari data yang ada di
Pemerintah Gampong. Survei data sekunder yang dilakukan pada bulan November, berkaitan dengan data
penduduk pada saat itu, terlihat dari blangko yang diisi
oleh masing-masing Kepala Dusun di lingkungan masing-masing. Didapatkan
data
seperti yang ada di Tabel 5 berikut ini :
Tabel 5. Jumlah
Penduduk Gampong Lampeuneuen Berdasarkan Jenis Kelamin di Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
|
Jenis
Kelamin
|
Jumlah
|
Persentase
(%)
|
1
|
Laki-laki
|
425
|
50.5
|
2
|
Perempuan
|
412
|
49,5
|
JUMLAH
|
837
|
100 %
|
Seperti terlihat dalam tabel di atas, tercatat jumlah total
penduduk Gampong Lampeuneuen 837 jiwa, terdiri dari laki-laki 425 jiwa atau 50,5 % dari total jumlah penduduk yang tercatat. Sementara perempuan
412 jiwa atau 49,5 % dari
total jumlah penduduk yang tercatat. Dari hasil survei data sekunder
dibandingkan dengan data yang ada di administrasi gampong, terdapat selisih 23 jiwa yang tidak tercatat di dalam survei data sekunder. Hal
ini mendorong pemerintah gampong untuk memperbaiki sistem administrasinya dan
melakukan cek ulang terhadap penyebab terjadinya selisih data penduduk
tersebut. Sampai saat ini didapatkan kesimpulan sementara bahwa terjadinya
selisih tersebut dikarenakan banyaknya warga Gampong Lampeuneuen tidak pro
aktif melaporkan setiap perubahan yang terjadi seperti pencatatan (Kematian,
Lahir, Pindah dan Datang) dan ada juga yang mencari nafkah di luar wilayah
gampong.
Untuk lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di
Gampong Lampeuneuen dilakukan pendataan jumlah penduduk dengan menitikberatkan
pada klasifikasi usia dan jenis kelamin. Sehingga akan diperoleh gambaran
tentang kependudukan Gampong Lampeuneuen yang
lebih komprehensif. Untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan deskripsi
tentang jumlah penduduk di Gampong Lampeuneuen berdasarkan pada usia dan jenis kelamin secara
detail dapat dilihat dalam
lampiran Tabel 6 di sebelah
ini
Tabel 6. Jumlah
Penduduk Berdasarkan Struktur Usia di Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
|
Kelompok
Usia
|
L
|
P
|
Jumlah
|
Persentase
(%)
|
1
|
0-1
|
8
|
7
|
15
|
2 %
|
2
|
1-5
|
38
|
40
|
78
|
8,0 %
|
3
|
5-7
|
15
|
13
|
28
|
3,1 %
|
4
|
7-15
|
77
|
68
|
145
|
20,2 %
|
5
|
15-56
|
252
|
238
|
490
|
58,6 %
|
6
|
>56
|
35
|
46
|
81
|
8,1 %
|
JUMLAH
|
425
|
412
|
837
|
100 %
|
Dari total jumlah penduduk Gampong Lampeuneuen, yang dapat dikategorikan kelompok rentan dari sisi
kesehatan mengingat usia, yaitu penduduk yang berusia >56 tahun, merupakan jumlahnya mencapai 8,1 %. Dari
usia 0- 1 tahun, ada 2 %, sedangkan 5-7 tahun,
ada 3,1 %. Dari usia 7-15 tahun
tersebut jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11 % dan perempuan ada 9,2 %. Sedang pada usia 15-56 tahun, yang berjenis kelamin laki-laki 30 % dan perempuan 28,6 %. produktif yang dapat dilakukan oleh kaum perempuan.
Pemberdayaan usaha perempuan usia produktif diharapkan semakin memperkuat
ekonomi masyarakat, sementara ini masih bertumpu kepada tenaga produktif dari
pihak laki-laki.
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat
kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya,
Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan.
Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan. Dan
pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan sendirinya
akan membantu program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna
mengatasi pengangguran.
Pendidikan biasanya
akan dapat mempertajam sistematika pola pikir individu, selain itu mudah
menerima informasi yang lebih maju. Pendidikan merupakan dan mendorong
timbulnya partisipasi dan kreatifitas masyarakat dalambidang pendidikan,
investasi dengan jaminan hasil yang permanen dalam jangka panjang, oleh karena
itu masyarakat berhak mendapatkan dan wajib menyelesaikan pendidikan sembilan
tahun. Maka sangat diharapkan dan mendorong timbulnya partisipasi dan
kreatifitas masyarakat dalam bidang pendidikan, kedepan kita menaruh harapan
yang besar seperti apa keseriusan dari Pemerintah dan Penanggung jawab
Pendidikan untuk mencerdaskan dan memajukan pendidikan di bumi Aceh tercinta.
. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukan tingkat rata-rata
pendidikan warga Gampong Lampeueneuen.
Tabel 7. Jumlah
Penduduk Menurut Pendidikan Terakhir di Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
|
Keterangan
|
L
|
P
|
Jumlah
|
Persentase
dari Total Jmh. Penduduk
|
1
|
Tamatan
Sekolah non formal dan Belum Sekolah
|
50
|
53
|
103
|
0,15 %
|
2
|
Tamat
Sekolah SD
|
125
|
107
|
232
|
19,5 %
|
3
|
Tamat
Sekolah SLTP
|
87
|
83
|
170
|
13,2 %
|
4
|
Tamat
SMU
|
102
|
92
|
190
|
15,4 %
|
5
|
Perguruan tinggi/ akademi
|
61
|
77
|
138
|
12,7 %
|
Jumlah
|
425
|
412
|
837
|
100
|
Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh menunjukkan bahwa
di Gampong Lampeueneuen kebanyakan penduduk hanya memiliki bekal pendidikan formal
pada level pendidikan dasar 19,5 % dan
pendidikan menengah - SLTP dan SLTA 28,6 %. Sementara yang dapat menikmati pendidikan di Perguruan
Tinggi hanya 12,7 %. Dari data tabel di atas, ditemukan fakta yang menarik
yaitu jumlah laki-laki terdidik persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan
perempuan. Persentase laki-laki terdidik sebesar 30,8 %, sedangkan perempuan
30,9 %. Proporsi yang perempuan dapat mengenyam pendidikan berdasarkan jenis
kelamin dibandingkan dengan total jumlah penduduk yang tersurvei/tercatat di
bulan April 2009, adalah sebagai berikut : Perempuan Tamat SD: 50 %; SLTP: 57,5 %; dan SLTA: 51,5 %.
Sementara perempuan yang dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
hampir berimbang dengan laki-laki yaitu 7 % berbanding 5,5 %.
Agama bagi orang Aceh adalah agama Islam, sekalipun tidak berarti
bahwa semua penduduk Aceh beragama tersebut, akan tetapi semua orang Aceh di
Gampong Lampeuneuen beragama Islam sejak awal masuknya Islam ke Nusantara. Aceh
tidak dapat dipisahkan dengan Islam, agama Islam kokoh dalam masyarakat Aceh
dan menjadi jiwa dalam penghidupan orang Aceh, baik dibidang Politik, Ekonomi,
Sosial, Seni Budaya dan lain-lain.
Dalam pespektif agama, masyarakat di Gampong Lampeueneuen termasuk dalam kategori masyarakat yang mendekati homogen.
Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Gampong Lampeneueuen beragama Islam. Secara kultural, pegangan agama ini didapat
dari hubungan kekeluargaan di antara mereka. Agama berkembang berdasarkan
turunan dari orang tua ke anak dan seterusnya. Informasi yang diperoleh melalui
wawancara mendalam dari tokoh-tokoh tua, bahwa selama ini pola-pola hubungan
antar masyarakat masih banyak dipengaruhi oleh kultur adat istiadat yang
bernafaskan Islam, seperti dicerminkan di dalam setiap kegiatan upacara adat
dan keagamaan di Gampong Lampeuneneuen. Jumlah penduduk Gampong Lampeuneuen berdasarkan agama dapat dilihat dalam tabel 8 berikut:
Tabel 8. Jumlah
Penduduk Berdasarkan Agama di Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
|
Agama
|
Jumlah
|
Persentase
|
1
|
Islam
|
837
|
100 %
|
2
|
kristen
|
-
|
-
|
3
|
Hindu
|
-
|
|
4
|
Budha
|
-
|
|
JUMLAH
|
837
|
100
|
Dalam Tabel 10 tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
Gampong Lampeuneuen yang beragama Islam mendominasi dengan jumlah 100 % dari total
jumlah penduduk. Pemeluk agama lain 0, %,
2.1.3 Keadaan Sosial
Adat merupakan kebudayaan dalam bentuk
ideal didalamnya terkandung nilai-nilai
yang menjadi dasar
bertindak dan pedoman bagi semua orang, dalam
menjalankan
kehidupan sehari-hari. Semua bangsa
memiliki adat dan budaya sebagai tradisi budaya mereka. Keberadaan adat sangat tergantung kepada
pemerintah dan kehidupan sosial budaya, adat memainkan peranan yang sangat
penting. Kehidupan masyarakat diatur
oleh adat dan hukum. Adat-adat tersebut sekarang ini masih ada
yang diamalkan, namun terdapat banyak variasi dan perubahan sehingga tidak
jelas lagi adat yang asli dan yang sebenarnya.
Perspektif budaya masyarakat di gampong
Lampeueneuen ini masih sangat kental dengan budaya Islam. Hal Ini dapat dimengerti karena hamper semua
dusun di gampong Lampeuneuen masih sangat kuat dengan adat istiadat yang sesuai
dengan Syariat Islam dan tercermin dari keberadaan tempat-tempat ibadah di
gampong Lampeuneuen.
Secara individual, di dalam keluarga
masyarakat gampong Lampeuneuen, tradisi dipadu dengan Agama Islam, juga
masih tetap dipegang. Tradisi ini
dilakukan selain sebagai kepercayaan yang masih diyakini sekaligus digunakan
sebagai cara untuk bersosialisasi dan berinteraksi di dalam masyarakat.
2.1.4. Keadaan Ekonomi
Secara
umum mata pencaharian masyarakat gampong Lampeuneuen dapat teridentifikasi ke
dalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti : petani, buruh tani,
PNS/Polri, karyawan swasta, pedagang, wira usaha, pensiunan, buruh bangunan.
Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat
pada Tabel 8 berikut:.
Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
|
Macam
Pekerjaan
|
Jumlah
|
Persentase
dari Total Jmh. Penduduk Persentase
|
1
|
Petani
|
310
|
1,3 %
|
2
|
PNS/POLRI/TNI
|
78
|
22,84 %
|
4
|
Karyawan
Swasta
|
52
|
18,34 %
|
5
|
Pedagang
|
23
|
2%
|
6
|
Wirausaha
|
5
|
1,56%
|
7
|
Pensiunan
|
58
|
6,2%
|
8
|
Tukang
Bangunan
|
182
|
0,88%
|
9
|
Petemakan
|
29
|
0,52%
|
10
|
Lain-lain/Tidak
tetap
|
100
|
59,1%
|
JUMLAH
|
837
|
100 %
|
2.2 Kondisi Pemerintahan Gampong
Hubungan
kemitraan antara elite adat dan elite agama dalam mengelolah unit teritorial
yang terkecil di Aceh yang disebut Gampong dapat dilihat, bahwa tengku meunasah
(elite agama) adalah pejabat yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan
syariat (hukum) dalam sebuah Gampong. Sedangkan Keuchik adalah pejabat yang
mewakili adat, karenanya sering disebut Keuchik adalah ayah sedangkan tengku
meunasah adalah ibu kepada Gampong
tersebut. Kehidupan di Gampong orang
segala sesuatu dibicarakan
melalui musyawarah, mufakat yaitu sumbang
saran untuk
mencapai kebulatan pendapat dalam mendukung pelaksanaan sebuah urusan.
Dalam mufakat ini diundang juga orang-orang tua dan cerdik pandai yang mampu
mewakili pendapat warga dan semua kepentingan umum senantiasa diurus antara
Keuchik bersama perangkat dan tengku meunasah.
2.2.1. Pembagian Wilayah Gampong
Wilayah Gampong Lampeuneuen terdiri dari 4 (empat) dusun yang saling berdekatan yang meliputi:
1.
Dusun gucut
2.
Dusun Lambilek
3.
Dusun Tgk.Chik
Lampeuneuen
4.
Dusun T. Nek
purba
2.2.2
Struktur Organisasi Pemerintahan Gampong
Pemerintahan Gampong Lampeuneuen memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan
kepentingan masyarakat wilayah tersebut. Terutama berkaitan hubungannya dengan
pemerintahan. Struktur kepemimpinan Gampong Lampeuneuen tidak dapat lepas dari struktur administratif pemerintahan
pada level di bawahnya. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 10. Nama
Perangkat Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Drs.Syarifuddin,AR
|
Keuchik Gampong
|
2
|
Tgk. H.M.Amin Abd
|
Tgk. Imuem Meunasah
|
3
|
Mahfuddin,S.PdI
|
Sekretaris Gampong
|
4
|
Ridwan
|
Ka.Ur Pembangunan
|
5
|
Thantawi A.Rani
|
Ka.Ur Umum dan Keuangan
|
6
|
Drs.H.Abd. Latif ,M
|
Kaur Pemerintahan
|
Tabel 11. Nama
Tuha Peut Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Drs.H.M.Jamil Ali
|
Ketua
|
2
|
Tgk. Mahdi Zakaria
|
Wakil Ketua / Anggota
|
3
|
T.Abd. Wahid
|
Sekretaris / Bukan Anggota
|
4
|
Zakaria Daud
|
Anggota
|
5
|
Sabri M.Jamal
|
Anggota
|
Tabel 12. Nama-nama Kepala Dusun Gampong Lampeuneuen Tahun 2013
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Kamaruddin Abd.
|
Kepala Dusun Gucut
|
2
|
Rusli Yusuf
|
Kepala Dusun Lambilek
|
3
|
Hasanuddin
|
Kepala Dusun Tgk Chik Lampeuneuen
|
4
|
Zainun
|
Kepala Dusun T.Nek Purba
|
Secara umum dalam bidang pelayanan Pemerintah Gampong Lampeuneuen kepada masyarakat tetap berpedoman pada standar pelayanan
pemerintah sehingga diharapkan masyarakat dapat menerima pelayanan secara
maksimal. Dalam beberapa sesi wawancara langsung dengan masyarakat Gampong Lampeuneuen yang dipilih secara acak, hal itu terungkap
bahwa dalam memberikan pelayanan surat-surat dapat dikerjakan
dengan cepat dan cukup memuaskan masyarakat. Begitu pula untuk pengurusan
surat-surat penting lainnya seperti Surat Keterangan
Lahir dan Surat Kematian. Sehingga secara umum
masyarakat merasa
terlayani secara baik, hal ini pun muncul di dalam musyawarah
penggalian gagasan yang diadakan di masing-masing dusun.
BAB II
POTENSI DAN MASALAH
3.1. Potensi
Potensi dan hambatan didapatkan dari pengolahan survei data
sekunder, survei potensi ekonomi Rumah Tangga, rapat dusun, wawancara dan
pengamatan langsung. Dari kegiatan ini dapat diidentifikasi bahwa Gampong Lampeuneuen memiliki potensi yang sangat besar, baik dari sumber daya
manusia maupun sumber daya alam. Sampai saat ini potensi sumber daya belum
benar-benar optimal diberdayakan. Hal ini terjadi dikarenakan belum teratasinya
hambatan-hambatan yang ada. Berikut beberapa potensi dan hambatan yang ada :
Sumber daya Alam :
1. Lahan pertanian masih dapat ditingkatkan produktifitasnya, tapi belum
dikerjakan secara optimal.
2. Gampong
Lampeneuen dekat dengan jalan pekan biluy – Aceh Besar.
3. Wilayah Gampong Lampeuneuen sangat potensial untuk
mengembangkan sektor peternakan yakni
beternak sapi karena ketersediaan pakan berupa hijauan sebagai makanan pokok
ternak; untuk berternak Ayam petelur Gampong Lampeuneuen memiliki potensi yang
sangat bagus dilihat dari iklim dan situasi lingkungan yang mendukung.
Sumber Daya Manusia :
1. Adanya sarjana/tamatan Perguruan Tinggi .
2. Besarnya sumber daya perempuan usia produktif sehingga dapat mendorong potensi industri rumah tangga.
3. Kemampuan bertani secara turun temurun.
4. Hubungan yang harmonis antara Keuchik, Tuha
peut,perangkat
Gampong, Tokoh Adat dan
masyarakat Lampeuneuen.
5. Adanya kader kesehatan Posyandu yang ada di setiap dusun.
6. Kemampuan membuat kerajinan makanan olahan atau industri rumah tangga.
7. Adanya kelembagaan baik tingkat gampong maupun dusun, misal:
Tuha Peut, LPPG, PKK Gampong, Koperasi, Kelompok Tani, Posyandu dan SPP.
Hambatan yang dihadapi sebagai berikut :
1.
Kurangnya
penguasaan teknologi pertanian sehingga menenyebabkan produktifitas hasil
pertanian masih rendah.
2.
Kurang
maksimalnya pengolahan hasil-hasil pertanian.
3.
Sarana
infrastruktur jalan yang masih banyak rusak yang menyebabkan transportasi tidak
lancar.
4.
Kurangnya
drainase menyebabkan aliran air di wilayah pemukiman penduduk tidak lancar
sehingga menyebabkan jalan-jalan gampong menjadi rusak berat.
5.
Lahan persawahan Gampong Lampeuneuen belum
memiliki sistem irigasi teknis, dan sampai dengan saat ini masih sawah tadah
hujan.
6.
Pada saat
musim kemarau masyarakat di beberapa dusun mengalami kesulitan air bersih.
7.
Mayoritas
masyarakat kurang mampu bersaing dalam mempeloreh pekerjaan maupun membuka/
menciptakan lapangan pekerjaan.
8.
Usaha
kerajian handycraft dan makanan olahan belum mendapatkan perhatian yang cukup
terutama soal permodalan, desain/kemasan dan pemasaran.
9.
Lapangan
pekerjaan masih terkonsentrasi pada sektor pertanian yang statis.
10. Peternakan masih merupakan usaha sampingan bagi warga
masyarakat Gampong Lampeuneuen, hal ini bisa dilihat dari jumlah keluarga yang
mempunyai ternak, hanya beberapa keluarga yang menyebutkan sebagai kegiatan
usaha utama. Sedangkan selebihnya yang mempunyai ternak hanya sebagai usaha
sampingan.
11. Gampong Lampeuneuen adalah wilayah yang terbuka dan mudah
diakses dari arah jalan manapun terutama jalan Utama dan kota Banda Aceh
sehingga memudahkan nilai-nilai budaya negatif masuk dan mempengaruhi
masyarakat.
12. Belum maksimalnya peran dan fungsi kelembagaan yang ada, baik
di tingkat
13. Gampong maupun Dusun.
14. Belum maksimalnya pemahaman hukum adat terutama bagi generasi
muda.
3.2 Masalah
Peta permasalahan didapat dari hasil Penggalian gagasan dan
Identifikasi Masalah yang dilakukan pada bulan Mei 2012 BERSAMA TIM
FASILITATOR Kecamatan dan Asisten Fasilitator Kecamatan Sdri. Hindun Jamaliah, SP. Dari
tiga dusun yang ada dengan mekanisme yang sudah disinergikan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) dan Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG) dan Alokasi Dana Gampong (ADG).. Semua masyarakat dilibatkan secara aktif untuk
berpartisipasi serta berperan aktif di dalam setiap tahapan dan proses
penggalian gagasan serta identifikasi permasalahan yang ada di masing-masing
dusun, dan semua permasalahan yang
dirasakan oleh masyarakat di masing-masing dusun sudah diinventarisasi dengan
baik serta sudah ditetapkan skala prioritas sesuai dengan tingkat kebutuhan
masyarakat dan mempertimbangkan kemampuan keuangan gampong dan alokasi dana
dari APBD Tingkat II, APBA Tingkat I dan APBN, untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang nantinya diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan
yang ada secara bertahap dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang.
Berikut ini hasil survey identifikasi permasalahan yang ada
yang sudah diurutkan sesuai dengan hasil perangkingan di masing-masing dusun.(sebagai
mana tabel 7 disebelah).
Tabel 13. Hasil Survei
Identifikasi Masalah dari Kelima Dusun untuk Urusan Wajib dan Urusan
Pilihan yakni :
No
|
Bidang
|
Masalah
|
URUSAN
WAJIB
|
||
1
|
Pendidikan
|
1. Biaya Sekolah Mahal (SPP;Buku)
2. Tidak ada program bimbingan belajar
3. Banyak Siswa kurang mampu
4. Mutu pendidikan Dasar kurang baik
5. Guru-guru di Sekolah Dasar kurang bermutu
6. Sarana prasarana TK kurang memadai
|
2
|
Kesehatan
|
1. Biaya berobat tinggi
2. Kurangnya penyuluhan kesehatan
3. Masyarakat belum menyadari akan pentingnya asuransi
kesehatan
4. Pengelolaan sampah lingkungan belum ada
5. Kader
posyandu kurang aktif
6. Terbatasnya obat di posyandu
|
3
|
Sarana
& Prasarana
|
1. Kurang lampu penerangan jalan
2. Jalan di pemukiman penduduk rusak dan belum dikeraskan
3. Pembuangan limbah belum teratur
4. Masyarakat Buang sampah tidak pada tempatnya
5. Lingkungan kurang tertata
6. Air minum mahal
7. Sarana olahraga kurang
8. Kurangnya akses jalan ke gampong sentra produksi
pertanian/peternakan
9. Kurangnya sarana dan prasarana penunjag di Kantor
Keuchik
|
4
|
Sosial Budaya
|
1.
Pelestarian
Adat dan Budaya kurang
2. Kesenian tradisional kurang diminati pemuda
3. Kurangnya minat generasi muda dalam melestarikan dan
belajar tentang Upacara Adat dan Keagamaan.
4. Ada konflik karena bantuan dari Pemerintah yang tidak
tepat sasaran
5. Kesejahteraan Tuha Adat serta pemuka Agama sangat kurang
6.
Pembangunan
di masing-masing dusun belum mampu direncanakan secara baik sehingga sering
menimbulkan kecemburuan dan konflik internal
|
5
|
Koperasi dan Usaha Masyarakat
|
1.
Tidak
mempunyai pekerjaan tetap/Penghasilan tak menentu
2. Penghasilan Petani tani kurang
3. Banyak pengangguran
4. Kurang modal kerja
5. Sulitnya akses kredit usaha kecil dari Bank
6. Ketrampilan kurang
7. Jiwa wiraswasta rendah
8.
Pengelolaan
keuangan dan manajemen Usaha menengah kecil sangat kurang
9. Tidak adanya pengolahan hasil-hasil pertanian
10. Kesulitan memasarkan hasil-hasil Pertanian
|
6
|
Lingkungan Hidup
|
1. Pengelolaan sampah lingkungan belum ada
|
1
|
II. URUSAN PILIHAN
Pertanian
|
1. Masih
kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pembuatan kompos.
2. Masih
kurangnya bibit unggul dan pupuk.
|